Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi: Perempuan-Perempuan Perkasa (Karya Hartojo Andangdjaja)

Puisi: Perempuan-Perempuan Perkasa (Karya Hartojo Andangdjaja)

Jabarkelana - Puisi: Perempuan-Perempuan Perkasa (Karya Hartojo Andangdjaja) - Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki keindahan dan makna tersendiri. Puisi dapat mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pandangan penulisnya tentang berbagai hal. Puisi juga dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan, kritik, atau pujian kepada pembacanya.

Salah satu puisi yang menarik untuk dibahas adalah puisi “Perempuan-Perempuan Perkasa” karya Hartojo Andangdjaja. Puisi ini merupakan salah satu karya sastra yang memuji peran dan kontribusi perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Puisi ini berisi tentang semangat dan kegigihan wanita untuk mencapai tujuan mereka, meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan. Puisi ini mengajak pembacanya untuk menghargai kontribusi besar para perempuan dalam perjuangan menuju kemandirian.


Perempuan-Perempuan Perkasa

Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, dari manakah mereka

Ke setasiun kereta mereka datang dari bukit-bukit desa

sebelum peluit kereta pagi terjaga

sebelum hari bermula dalam pesta kerja


Perempuan-perempuan yang membawa bakul dalam kereta, ke manakah mereka

Di atas roda-roda baja mereka berkendara

Mereka berlomba dengan surya menuju ke gerbang kota

merebut hidup di pasar-pasar kota


Perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, siapakah mereka

Mereka ialah ibu-ibu yang perkasa

akar-akar yang melata dari tanah perbukitan turun ke kota

Mereka: cintakasih yang bergerak menghidupi desa demi desa.


Sumber: Horison (Agustus, 1966)


Latar Belakang Penulis

Hartojo Andangdjaja adalah seorang penyair, sastrawan, dan wartawan Indonesia. Ia lahir pada tahun 1930 di Surabaya, Jawa Timur. Ia menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Publisistik di Jakarta. Ia pernah bekerja sebagai redaktur di majalah Horison, majalah sastra terkemuka di Indonesia. Ia juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta dan Lembaga Kebudayaan Nasional.

Hartojo Andangdjaja dikenal sebagai salah satu penyair yang aktif dalam gerakan sastra Angkatan 66. Angkatan 66 adalah sebutan untuk para penyair dan sastrawan yang berkarya pada masa Orde Baru, setelah peristiwa G30S/PKI. Angkatan 66 memiliki ciri khas dalam karya-karyanya, yaitu mengangkat tema-tema sosial, politik, dan budaya yang berkaitan dengan kondisi bangsa dan negara pada saat itu. Angkatan 66 juga menunjukkan sikap kritis, realistis, dan humanis dalam karya-karyanya.

Hartojo Andangdjaja menulis banyak puisi, cerpen, esai, dan kritik sastra. Beberapa karya puisinya yang terkenal antara lain adalah “Perempuan-Perempuan Perkasa”, “Kota”, “Pantun”, dan “Sajak-Sajak”. Beberapa karya cerpennya yang terkenal antara lain adalah “Kisah Seorang Penyair”, “Kisah Seorang Guru”, dan “Kisah Seorang Pengemis”. Hartojo Andangdjaja meninggal pada tahun 1990 di Jakarta.


Isi dan Makna Puisi

Puisi “Perempuan-Perempuan Perkasa” karya Hartojo Andangdjaja terdiri dari tiga bait, dengan jumlah baris yang berbeda-beda. Bait pertama terdiri dari empat baris, bait kedua terdiri dari tiga baris, dan bait ketiga terdiri dari lima baris. Puisi ini tidak memiliki rima, tetapi memiliki irama yang kuat.

Puisi ini menceritakan tentang perempuan-perempuan yang membawa bakul di pagi buta, yang datang dari bukit-bukit desa ke setasiun kereta, yang naik kereta menuju kota, dan yang berjualan di pasar-pasar kota. Puisi ini menggambarkan perjuangan dan pengorbanan perempuan-perempuan tersebut untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarga mereka. Puisi ini juga menunjukkan kekuatan, keberanian, dan keteguhan hati perempuan-perempuan tersebut dalam menghadapi tantangan dan kesulitan dalam kehidupan.

Makna yang terkandung dalam puisi ini adalah tentang penghargaan dan pengakuan kepada perempuan-perempuan yang kuat dan inspiratif. Puisi ini memberikan pujian kepada perempuan-perempuan yang tidak menyerah dan tidak putus asa dalam menggapai cita-cita mereka. Puisi ini juga memberikan motivasi dan semangat kepada perempuan-perempuan untuk mengangkat kepala, menghadapi tantangan dengan keberanian, dan menemukan kekuatan dalam diri mereka sendiri. Puisi ini juga mengandung pesan tentang pentingnya peran perempuan dalam masyarakat, khususnya dalam membangun dan memajukan bangsa.


Analisis Unsur-Unsur Kebahasaan dan Keindahan Puisi

  • Puisi “Perempuan-Perempuan Perkasa” karya Hartojo Andangdjaja memiliki beberapa unsur kebahasaan dan keindahan yang menarik untuk dianalisis. Berikut adalah beberapa unsur tersebut:
  • Pengulangan kata. Penulis menggunakan pengulangan kata untuk memberikan penekanan dan efek dramatis pada puisi. Contohnya adalah pengulangan kata “perempuan-perempuan” dan “bakul” di setiap bait. Pengulangan kata ini menunjukkan bahwa perempuan-perempuan tersebut adalah tokoh utama dalam puisi, dan bakul adalah simbol dari beban dan tanggung jawab yang mereka pikul.
  • Majas personifikasi. Penulis menggunakan majas personifikasi untuk memberikan sifat manusiawi pada benda-benda mati. Contohnya adalah “peluit kereta pagi terjaga” dan “roda-roda baja mereka berkendara”. Majas personifikasi ini memberikan kesan bahwa kereta dan roda-roda baja adalah teman atau sahabat bagi perempuan-perempuan tersebut, yang membantu mereka dalam perjalanan menuju kota.
  • Majas metafora. Penulis menggunakan majas metafora untuk memberikan perbandingan yang tidak langsung antara dua hal yang berbeda. Contohnya adalah “ibu-ibu berhati baja” dan “cinta kasih yang bergerak”. Majas metafora ini memberikan makna bahwa perempuan-perempuan tersebut memiliki hati yang kuat dan tidak mudah patah, serta memiliki kasih sayang yang besar dan dinamis.
  • Pemilihan kata. Penulis menggunakan kata-kata yang menggugah dan membangun imaji yang kuat. Contohnya adalah “bukit-bukit desa”, “gerbang kota”, “pasar-pasar kota”, dan “akar-akar yang melata”. Kata-kata ini menggambarkan latar belakang, tujuan, dan peran perempuan-perempuan tersebut dalam kehidupan. Kata-kata ini juga memberikan kontras antara kehidupan di desa dan di kota, serta antara perempuan-perempuan dan laki-laki.
  • Gaya penulisan. Penulis menggunakan gaya penulisan yang sederhana, lugas, dan jelas. Penulis tidak menggunakan kata-kata yang sulit, berbunga-bunga, atau ambigu. Penulis juga menggunakan kalimat-kalimat yang pendek, padat, dan tegas. Gaya penulisan ini sesuai dengan tema dan pesan puisi, yaitu tentang perempuan-perempuan yang perkasa, realistis, dan humanis.


Kesimpulan

Puisi “Perempuan-Perempuan Perkasa” karya Hartojo Andangdjaja adalah suatu karya sastra yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Puisi ini mengangkat tema tentang perempuan-perempuan yang kuat, berani, dan gigih dalam menghadapi kehidupan. Puisi ini juga memiliki pesan yang positif, inspiratif, dan motivatif bagi pembacanya, khususnya perempuan-perempuan. Puisi ini juga memiliki keindahan dan keunikan dalam penggunaan bahasa, gaya, dan teknik sastra. Puisi ini layak untuk diapresiasi dan dipelajari sebagai salah satu karya sastra yang berkualitas.

WaRgA SiPiL
WaRgA SiPiL Mengutip sabda Rasulullah, “Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad). Besar harapan saya semoga hadirnya Blog ini. bisa memberikan manfaat bagi Anda.

Posting Komentar untuk " Puisi: Perempuan-Perempuan Perkasa (Karya Hartojo Andangdjaja)"